Medan, 2 Desember 2025 — Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih berada dalam kondisi darurat bencana pasca-banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi akibat curah hujan ekstrem. Pemerintah Provinsi telah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana menyusul dampak kerugian yang masif.
Menurut data terakhir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 1 Desember 2025, Sumut menjadi wilayah dengan angka korban jiwa tertinggi secara nasional dalam bencana ini, dengan total 217 jiwa meninggal dunia dan 209 jiwa masih dinyatakan hilang. Sementara itu, lebih dari 600 warga dilaporkan mengalami luka-luka dan ribuan lainnya terpaksa mengungsi.
Wilayah yang paling parah terdampak meliputi Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Kota Sibolga, dan Mandailing Natal. Kerusakan infrastruktur kritis sangat parah, menyebabkan beberapa ruas jalan utama, termasuk jalur vital Tarutung–Sibolga dan beberapa akses di Mandailing Natal, terputus total.
Tim gabungan SAR, yang terdiri dari Basarnas, TNI, dan Polri, menghadapi tantangan operasional yang berat akibat medan yang tertutup longsor dan cuaca yang tidak menentu. Prioritas utama saat ini adalah operasi pencarian korban hilang, evakuasi warga di daerah terisolasi, dan penyaluran bantuan logistik menggunakan armada udara.
Isu lingkungan menjadi sorotan tajam setelah ditemukannya material kayu gelondongan dalam jumlah besar yang terbawa arus banjir di Tapsel. Temuan ini memicu desakan dari berbagai pihak agar pemerintah segera melakukan investigasi komprehensif terkait dugaan praktik deforestasi dan tata kelola hutan yang buruk di wilayah hulu sungai, yang dinilai memperparah dampak bencana.
.jpeg)
Komentar
Posting Komentar